Tbilisi, CNBC Indonesia – Asian Development Bank (ADB) berhasil mengumpulkan US$ 1,42 miliar sepanjang 2023 untuk dialokasikan sesuai fokus yang telah ditetapkan. Ini merupakan rekor tertinggi dalam sejarah ADB.
Demikianlah hasil Pertemuan Tahunan ADB ke-57 di Tbilisi, Georgia, Minggu (5/5/2024). Laporan keuangan tersebut juga telah disepakati oleh Dewan Gubernur ADB yang merupakan negara anggota.
“ADB secara aktif mengembangkan misinya untuk memberikan dukungan yang lebih baik kepada negara-negara berkembang anggotanya dalam menghadapi tantangan-tantangan ini,” kata Presiden ADB Masatsugu Asakawa.
Rinciannya, ADB mengalokasikan terbesar pada cadangan untuk mendukung pertumbuhan modal bank sebesar US$ 1,005 miliar. Selanjutnya sebesar US$ 292,5 juta pada Asian Development Fund (ADF) untuk negara-negara berkembang anggota ADB yang termiskin dan paling rentan.
Dana khusus bantuan teknis sebesar US$ 110 juta untuk hibah bantuan teknis kepada anggota peminjam untuk membantu mempersiapkan proyek dan melakukan studi teknis atau kebijakan.
ADB juga mengalokasikan US$ 15 juta untuk dana respons bencana Asia Pasifik. Alokasi tersebut penting untuk memulihkan negara pasca bencana.
Pertemuan Tahunan ADB berlangsung dari tanggal 2-5 Mei 2024. Dihadiri oleh sederet pejabat tinggi dari berbagai negara, terutama yang merupakan anggota dari ADB serta negara yang menerima pendanaan.
Antara lain Armenia; Australia; Austria; Kanada; Denmark; Finlandia; Perancis; Georgia; Jerman; Hong Kong, Tiongkok; India; Indonesia; Irlandia; Italia; Jepang; Luksemburg; Malaysia; Belanda; Selandia Baru; Norway; China; Filipina; Portugal; Korea Selatan; Spanyol; Swedia; Swiss; Taipei, China; Turki; Britania Raya; dan Amerika Serikat.
Beberapa yang hadir adalah Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan Jepang Shun’ichi Suzuki, Menteri Keuangan Korea Selatan Choi Sang-mok, Menteri Keuangan Fiji Biman Prasad hingga Wakil Menteri Keuangan China Liao Min.
(mkh/mkh)