Jakarta, CNBC Indonesia – PT Bank UOB Indonesia menyebut kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) bakal meningkatkan simpanan masyarakat. Head of Deposit and Wealth Management, UOB Indonesia Vera Margaret mengatakan hal itu seiring dengan meningkatnya suku bunga deposito yang mengikuti kenaikan suku bunga acuan.
Di samping itu, ia menyebut kenaikan BI Rate tersebut akan membuat obligasi sebagai instrumen investasi andalan.
“Kita berharap simpanan juga pastinya bertambah, dan obligasi akan tetap jadi shining star untuk tahun ini dan obligasi pemerintah yang dikeluarkan setiap bulannya, itu akan terus mendapatkan lebih banyak lagi partisipasi dari masyarakat,” ujar Vera usai UOB Media Literacy Circle, Jakarta Pusat, Rabu (24/4/2024).
Ia memperkirakan pertumbuhan DPK di UOB Indonesia sepanjang tahun ini lebih dari 20% dari tahun sebelumnya. Vera menyampaikan pihaknya membidik porsi dana murah atau current account saving account (CASA) memberikan porsi yang lebih banyak bagi pertumbuhan DPK tahun ini.
Sementara untuk deposito berjangka, ia mengatakan akan ada pertumbuhan. Namun sebagian akan dialokasikan ke obligasi ritel.
“Di mana masyarakat sudah diperkenalkan dengan investasi, dan obligasi ritel itu juga kan lumayan konservatif ya, dia memberikan bunga setiap bulan selama disimpan hingga maturity (jatuh tempo), itu adalah produk yang dijamin oleh pemerintah,” jelas Vera.
Menurutnya, nasabah-nasabah yang mengalokasikan dananya ke obligasi jangka panjang akan mulai belajar mengenai obligasi ritel.
Terkait dengan keputusan BI mengerek suku bunga kemarin, Vera menyampaikan bahwa pihaknya sudah memprediksi kemungkinan itu akan terjadi karena tren pelemahan rupiah hingga tembus Rp16.000 belakangan ini.
UOB Indonesia melihat kemungkinan bank sentral RI untuk menurunkn suku bunga acuan akan mundur dari ekspektasi sebelumnya.
“Ada possibility mungkin sampai ke tahun depan,” kata Vera.
Artikel Selanjutnya
Awal Tahun! BI Rate Tetap di Level 6%
(fsd/fsd)