Jakarta, CNBC Indonesia – Rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) setelah Bank Indonesia (BI) menyatakan suku bunga dinaikkan 25 basis poin (bps) jadi 6,25%.

Melansir data Refintiiv, hingga akhir perdagangan kemarin, Rabu (25/4/2024) rupiah berada di posisi Rp16.150/US$, menguat 0,40% dalam sehari, melanjutkan penguatan yang sudah terjadi sejak dua hari sebelumnya. Artinya, rupiah sudah tiga hari beruntun terapresiasi.


Menguatnya rupiah terkatrol suku bunga acuan BI yang tidak terduga dinaikkan sebesar 25 bps menjadi 6,25%. Ini menjadi kenaikan lagi setelah BI menahan suku bunga selama lima bulan beruntun.

Kenaikan ini juga berbeda dengan hasil polling yang dihimpun oleh CNBC Indonesia Research dari 14 institusi yang menunjukkan sembilan di antaranya memproyeksi bahwa BI masih akan menahan suku bunga. Dari 14 institusi, hanya lima yang memperkirakan BI menaikkan suku bunga.
Rully Wisnubroto, Senior Ekonom Mirae Asset Sekuritas menyatakan sebenarnya kenaikan ini memang sudah langkah tepat BI untuk memitigasi pelemahan nilai tukar rupiah.
“Hal ini sudah sesuai dengan ekspektasi kami, namun memang di luar perkiraan konsensus. Saya merasa kenaikan ini lebih untuk memitigasi pelemahan nilai tukar Rupiah dan mencegah pelemahan lebih dalam lagi” Ungkap Rully.

Rully juga menerangkan dampaknya tidak akan terlalu besar bagi perekonomian, justru jika tidak dinaikkan akan lebih mengganggu stabilitas ekonomi.

“Dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi saya rasa tidak terlalu besar, justru apabila tidak dilakukan kenaikan, dan Rupiah terus melemah maka akan mengganggu stabilitas ekonomi secara keseluruhan” Pungkas Rully. .

Senada dengan pernyataan tersebut, Satria Sambijantoro, Head of Equity Research Bahana Sekuritas juga berpendapat untuk memperkuat rupiah harus diikuti kenaikan suku bunga.

“Bank Indonesia tampaknya menyadari bahwa strategi mengangkat yield di pasar sekunder lewat SRBI dan SBN untuk memperkuat rupiah harus diikuti oleh kenaikan suku bunga” Terang Satria.

Satria juga membeberkan dampak dari kenaikan BI rate ini ke ekonomi “Dampak dari kenaikan BI rate ke ekonomi riil sebenarnya tidak sebesar yang dibayangkan. Ekonomi Indonesia lebih didorong oleh fiskal, bukan moneter, dan kenaikan BI rate sebesar 25-50bps mungkin belum tentu diikuti oleh penurunan pertumbuhan kredit” ungkapnya.

Teknikal Rupiah

Secara teknikal dalam basis waktu per jam, kini pergerakan rupiah sudah berbalik dalam tren penguatan. Terdekat rupiah bisa lanjut menguat menuju Rp16.05/US$ yang merupakan area gap up yang terjadi pada 16 April 2024 lalu secara intraday.

Meski begitu, pelaku pasar tetap perlu mengantisipasi jika terjadi pelemahan lanjutan dengan memantau resistance terdekat di Rp16.175/US$. Ini didapatkan dari garis rata-rata selama 20 jam atau Moving Average/MA 20.




Pergerakan rupiah melawan dolar ASFoto: Tradingview
Pergerakan rupiah melawan dolar AS

CNBC INDONESIA RESEARCH

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Inflasi AS Melandai, Rupiah Dibuka Menguat!


(tsn/tsn)




Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *